Breaking News

Bersihkan Diri dan Hati di Bulan Suci Ramadhan 1443 Hijriah


Jelajahhukum.com||Sukabumi_Di bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah ini, mari kita membersihkan diri secara lahir dan batin. Sehingga di bulan Ramadhan ini kita semua bisa menjalankan puasa dengan khusyu, tumaninah dan penuh kelapangan hati untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Walaupun pandemi covid-19 belum berakhir, kita ambil hikmahnya saja, ambil sisi baiknya (Husnudzon) berprasangka baik ke sesama manusia dan kepada Allah SWT. Jangan malah ngedumel, ngeluh sana sini. Sebab, jika dimaknai bahwa pandemi ini sebagai ujian dari Allah, maka harusnya kita bersyukur. Allah sayang sama kita, sehingga Allah memberi kita ujian untuk meningkatkan keimanan.


Allah tidak mau kita terperosok dalam perbuatan yang tidak semestinya. Apalagi di bulan Ramadhan, bulan yang begitu terjamin kemuliaan dan kesucian nya.


Manusia perlu ditegur, sesungguhnya Allah Maha Suci, dan Ramadhan adalah bulan suci yang Allah hadirkan untuk seluruh umat-Nya. Maka kita hendaknya mensucikan diri menyambut bulan suci Ramadhan.


Syaidina Syekh Abdul Qadir Al-Jailani r.a dalam Kitab Faidurrahman fi Manakibi Sulthonil Auliya’Syaidina Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, r.a, Bait ke-5, beliau berkata:


"Tidak boleh terjadi di dalam majelis untuk menghadap kepada Allah ta’ala, kecuali membersihkan dirinya dari kotoran dan dosa dan tidak akan dibuka hatinya untuk ma'rifat kepada Allah, kecuali hatinya dikosongkan dari pengakuan mempunyai perilaku baik dan dari perbuatan yang meresahkan".


Apabila kebiasaan manusia sudah berlumuran dosa dan tidak mau membersihkan, maka Allah ta’ala menurunkan berbagai penyakit lahir ataupun batin kepada mereka sebagai tebusan dan pembersih dosa-dosanya, agar yang demikian itu sesuai majelis menghadap dan mendekat kepada Allah, baik mereka sadar maupun tidak.


Ramadhan adalah majelis atau sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pesan akhlak tasawuf dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani r.a tersebut menunjukkan bahwa tidak pantas seseorang memasuki bulan Ramadhan, kecuali dia dalam kondisi suci dari kotoran dan dosa.


Jika dimaknai lebih dalam lagi, pandemi covid-19 adalah penebus dosa dan cara Allah SWT untuk mensucikan diri umat manusia dari segala dosa, maksiat, serta penyakit lahir dan batin.


Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang artinya: “Sangat menakjubkan urusan orang beriman,semua urusannya merupakan kebaikan. Hal tersebut tidak dimiliki siapa pun kecuali hanya dimiliki oleh orang beriman. Apabila orang beriman mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya. Jika ia tertimpa musibah, dia bersabar dan itu juga menjadi kebaikan baginya” (HR Muslim).


Mari kita bersama-sama bersihkan diri dan hati, luruskan niat di bulan penuh kemenangan yaitu Bulan suci Ramadhan.


Palabuhanratu,03 April 2022

Pimpinan Redaksi,

(Irwan Ramdan)

© Copyright 2022 - Jelajah Hukum