Jelajahhukum.com|PALABUHANRATU - Mak Wawan (65), warga Kampung Nugraha RT 09/04 Desa Buniwangi Kecamatan Palabuhanratu, yang hidup di usia renta seharusnya menjadi masa tenang bagi seorang nenek ini. Namun, hal itu tidak dirasakan oleh dirinya.
Samping rumah nya roboh akibat bencana pergerakan tanah tahun lalu, kini Ia harus tetap bertahan dalam bangunan tersebut bersama anak dan cucunya, padahal rumah tersebut adalah peninggalan almarhum suaminya.
Atap rumah yang lapuk nyaris ambruk tak lagi mampu menahan derasnya hujan dan angin kencang. Dinding yang roboh membuat angin leluasa menerobos masuk hingga Ia kedinginan dan bahkan beberapa kali rumahnya disatroni maling. Kompor gas, tabung, televisi, hingga pompa air miliknya raib satu per satu.
"Semuanya habis, sampai menangis saja sudah tidak ada lagi tenaga," kata Mak Wawan sambil meneteskan air mata.
Di tengah kondisi tersebut, ia juga masih harus mengurus cucunya yang yatim dan masih bersekolah.
Tak ada pilihan lain, Mak Wawan yang renta itu tetap bekerja sebagai tukang urut, meski sudah sangat jarang yang menyuruhnya bekerja.
"Kalau ada yang minta diurut, baru saya punya uang. Itu pun paling dua minggu sekali. Jangankan memperbaiki rumah, untuk makan saja kadang saya dan cucu tidak ada. Pernah tidak makan sama sekali," ungkapnya dengan suara bergetar.
Tetangga dan saudara kerap memberi bantuan sekadar untuk menyambung hidup. Namun, rasa sungkan selalu menyelimuti dirinya.
"Malu kalau sering-sering, tapi bagaimana lagi," ucapnya.
Kondisi memilukan Mak Wawan mengundang keprihatinan warga dan pemerintah Desa Buniwangi. Efri Darlin M Dachi, salah seorang warga yang peduli, mencoba berkoordinasi dengan aparatur desa untuk mencari solusi.
"Kami tadi sudah diskusi dengan Pak Kades, Kadus, dan RT. Rencananya akan dilakukan perbaikan darurat rumah Mak Wawan dan kami juga menawarkan pengobatan gratis di klinik kami," ujar Dachi.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Buniwangi, Hermawan Rudiansyah, menegaskan pihaknya sejak awal sudah melaporkan kondisi tersebut kepada BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Perkim. Namun, karena saat itu banyak bencana serupa, bantuan tak kunjung turun.
"Kami tidak bisa menunggu terlalu lama, jadi sekarang kita bergerak dengan swadaya warga. Hari Jum'at ini kami akan bergotong royong memperbaiki rumah Mak Wawan, agar setidaknya bisa layak huni sambil menunggu bantuan resmi datang," tegas Hermawan. Selasa, (9/9/2025).
Di tengah keterbatasan, harapan masih ada. Kepedulian warga dan pemerintah desa menjadi titik terang di rumah reyot Mak Wawan.
Harapan Sederhana Mak Wawan
Sebuah tempat tinggal yang aman, nyaman dan sedikit ruang bagi anak dan cucunya untuk melanjutkan hidup, diusianya yang sudah renta ini Mak Wawan sangat mengharapkan akan hal itu.
Kepada Pemerintah Desa, Kecamatan dan dinas terkait serta Pemkab Sukabumi dan juga anggota DPRD Sukabumi agar turut membantu dan mencari solusi untuk pembangunan rumah Mak Wawan yang mau roboh total ini.
(*one)


Social Header