Breaking News

Sungguh Miris! SDN Lawang Setra Desa Loji Kekurangan Guru, Satu Guru Menangani Semua Kelas


Jelajahhukum.com|Sukabumi – Di tengah gemuruh wacana pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia realitas berbeda jauh, justru ditemukan di SDN Lawang Setra, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sekolah dasar negeri yang terletak di pelosok desa ini masih bergelut dengan permasalahan klasik yaitu kekurangan guru.

Hingga saat ini, SDN Lawang Setra hanya memiliki dua tenaga pendidik yang aktif, yaitu seorang kepala sekolah dan satu guru. Mirisnya, satu-satunya guru yang bertugas aktif tersebut, Pak Gesta, harus menempuh perjalanan puluhan kilometer setiap hari demi bisa hadir mengajar. Jarak tempuh yang cukup ekstrem ini menandakan betapa kuatnya dedikasi sang guru, tetapi sekaligus memperlihatkan betapa mendesaknya kebutuhan akan penambahan formasi tenaga pengajar di sekolah tersebut.

“Saya tinggal jauh dari sekolah. Setiap hari harus menempuh perjalanan yang cukup panjang, melewati jalan berbatu dan naik turun. Tapi demi anak-anak di sini, saya tetap berangkat,” tutur Pak Gesta saat ditemui di sela-sela kegiatan belajar mengajar. Senin (14/7/2025) 

Kondisi ini tidak hanya menjadi beban fisik bagi tenaga pengajar yang ada, tetapi juga berdampak pada kualitas pendidikan anak-anak di SDN Lawang Setra. Dengan jumlah siswa yang cukup dan jenjang kelas yang beragam, satu orang guru jelas tidak dapat secara optimal memberikan perhatian dan pengajaran sesuai kebutuhan masing-masing murid.

Pak Gesta mengaku bahwa dirinya harus mengatur strategi mengajar agar semua kelas tetap mendapatkan pelajaran. Tak jarang satu kelas digabung dengan kelas lain, atau sebagian murid diberi tugas mandiri sementara ia mengajar kelompok lainnya.

“Memang tidak ideal, tapi saya berusaha semaksimal mungkin. Anak-anak di sini semangat belajarnya luar biasa, mereka hanya butuh kesempatan dan perhatian yang sama seperti anak-anak di kota,” ujarnya dengan nada haru.

Desakan Tambahan Guru

Harapan besar pun disampaikan oleh Pak Gesta dan masyarakat sekitar agar pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, segera memperhatikan kondisi ini. Penambahan formasi guru di SDN Lawang Setra bukan lagi soal kebutuhan administratif, melainkan panggilan moral untuk menyelamatkan masa depan anak-anak pedesaan yang selama ini terpinggirkan.

“Kami berharap ada penambahan guru, entah itu melalui program P3K atau penempatan khusus bagi lulusan pendidikan. Jangan sampai anak-anak di desa ini terus-menerus tertinggal karena kekurangan pengajar,” tegasnya.

Potret Ketimpangan Pendidikan

Kisah SDN Lawang Setra mencerminkan ketimpangan yang masih terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia. Di saat sekolah-sekolah perkotaan sudah mulai menggunakan teknologi digital dan pendekatan pembelajaran modern, banyak sekolah di pelosok yang masih berkutat pada persoalan mendasar: kekurangan guru, minim sarana, dan lokasi terpencil.

Desa Loji sendiri merupakan wilayah dengan akses terbatas dan medan yang menantang. Banyak calon guru enggan ditempatkan di wilayah seperti ini karena berbagai faktor, mulai dari keterpencilan hingga fasilitas yang minim. Namun, bagi masyarakat sekitar, keberadaan guru adalah jantung kehidupan pendidikan.


Ajakan Untuk Peduli

Kondisi SDN Lawang Setra seharusnya menjadi alarm bagi semua pihak, terutama pemangku kebijakan, untuk lebih serius menangani distribusi guru. Pemerataan pendidikan tidak akan tercapai jika akses dan kualitas pengajaran tidak setara antara desa dan kota.

Kisah Pak Gesta dan anak-anak SDN Lawang Setra adalah potret perjuangan di tengah keterbatasan. Mereka tidak menuntut mewah, hanya berharap pada keadilan dasar hak mendapatkan pendidikan yang layak.

(Hilman)

© Copyright 2022 - Jelajah Hukum