Jelajahhukum.com|LEBAK - Perubahan cuaca yang tidak menentu, sangat berpengaruh kepada kebutuhan akan air untuk lahan pertanian. Hal ini sangat di rasakan puluhan petani di Bayah satu, Desa Bayah Barat, kecamatan Bayah, kabupaten Lebak Banten.
Menurut petani pemilik lahan sawah di blok Cikadu kepada awak media ini mengatakan bahwa sebanyak 82 hektar lahan Sawah selama setahun tidak bisa di garap, Kamis (09/10/2025).
"Blok lahan sawah dengan jumlah 82 Ha di blok Cikadu dalam setahun ini tidak bisa di garap, karena tidak adanya pasokan air. Salah satunya sumber air Cikadu yang biasa sebagai penopang sumber air, sudah tidak bisa di andalkan," terangnya.
Seperti yang di sampaikan Ago Suyanto petani pemilik lahan di blok Bayah satu dan blok Cikadu anggota kelompok tani (Poktan) Sinar Laut mengeluhkan, karena lahan sawahnya mengalami kekeringan.
"Dalam setahun ini tidak bisa di garap, sumber air Cikadu tak lagi bisa memenuhi kebutuhan air untuk area lahan pertanian, sehingga kami mengalami kerugian besar," ujarnya.
Ago yang tergabung di Poktan Sinar Laut, sangat berharap kepada pemerintah untuk mencarikan solusinya, karena dari lahan pertanian di 2 blok ini mereka bisa maka.
"Keluhan ini kami sampaikan melalui media, karena memang dari dua blok lahan sawah ini, Kami bisa memenuhi kebutuhan makan tiap hari, sekali lagi kami berharap kepada Pemerintah untuk mencarikan solusinya, agar musim tanam berikutnya Kami bisa menggarap lahan yang kekeringan," harapnya.
Hal yang sama juga di sampaikan Empud Saripudin, selaku ketua kelompok tani Sinar Laut menuturkan, sebanyak 82 ha lahan sawah di blok Bayah Satu dan blok Cikadu, selama setahun ini tidak bisa di garap, karena krisis air.
"Banyak petani yang menangis, karena ini sumber utama peyambung hidup mereka, sumber air yang biasa di andalkan, sudah mengering. Untuk itu Kami sangat berharap kepada pemerintah untuk segera mencarikan solusinya, agar lahan sawah kami tidak rusak," pungkasnya.
Terpisah, petugas dari Korwil BPP Bayah, saat di konfirmasi media melalui pesan WhatsApp, mereka belum merespon.
(MY)
Social Header